Penggabungan niat

Penggabungan Niat.

Oleh Ustadz Muhammad Idris Lc.





> in syaa AllaH akan menjelaskan hukum penggabungan niat (التشريك في النية) yang sering di tanyakan di masyarakat ini......

=> penggabungan niat (التشريك في النية) ada 5 bagian, setiap bagian ada penjelasan & hukumnya:

١. أن ينوي مع العبادة ما ليس بعبادة...
٢. أن ينوي مع العبادة المفروضة عبادة مفروضة أخرى...
٣. أن ينوي مع العبادة المفروضة عبادة مندوبة...
٤. أن ينوي مع العبادة المندوبة عبادة مندوبة أخرى...
٥. أن ينوي مع غير العبادة شيئا آخر غيرها وهما مختلفان في الحكم...

1. Niat menggabungkan suatu ibadah  dengan yang bukan ibadah...
2. niat ibadah fardhu digabungkan dengan ibadah fardhu yang lain...
3. Niat ibadah fardhu digabungkan dengan ibadah sunnah...
4. Niat ibadah sunnah digabungkan dengan ibadah sunnah yang lain...
5. Niat yang bukan termasuk ibadah digabungkan dengan yang bukan ibadah lain, yang kedua nya berbeda dalam hukum....

=> in syaa Allah akan kita bahas ini... :


(1). Hukum menggabungkan niat suatu ibadah dengan yang bukan ibadah:  Kadang2 membatalkan niat & kadang2 sah... #Yang membatalkan niat seperti:  dia sembelih hewan qurban karna AllaH & bukan karna Allah niatnya, maka hukumnya haram hewan qurban ini dan ga sah niatnya.... #kadang2 sah, seperti: 1. Niat  wudhu / mandi untuk hilangkan hadats kecil / besar + niat cuma pengen seger aja badan, maka hukumnya: sah niatnya.. 2. Niat puasa dengan niat karna AllaH + niat supaya badan kuat atau supaya sembuh dari penyakit, maka: sah juga... 3. Membaca al qur'an ketika sholat dengan niat membaca al qur'an + niat memberi kefahaman kepada seseorang, contoh: dia baca ayat: (ادخلوها بسلام) (masuklah kamu dengan rasa aman) dia niat baca al qur'an di dalm sholat dan niat kasih tau orang yg lagi ketuk pintu misalkan supaya masuk aja, maka hukumnya: sah juga... 4. Kalau ada seorang yg bilang: kalau kamu sholat, kamu akan saya kasih uang 1.000, kemudian dia sholat, maka hukumnya: sah juga....



.(2). Dia niat menggabungkan ibadah fardhu dengan ibadah fardhu lainnya, maka hukumnya: tidak sah. KECUALI dua masalah: 1. Kalau dia niat haji + umroh  : maka dua dua nya sah, karna umroh masuk ke haji kalau diniatkan.... 2. Apabila dia punya hadats kecil seperti sebab kencing & hadats besar seperti sebab junub atau haidh dll, kemudian dia mandi besar atau mandi wajib itu, maka hukumnya: sah mandi dan wudhunya dan tidak perlu wudhu lagi setelah mandi, karna wudhu sudah masuk ke mandi, dengan syarat las mandi dia dahulukan basuh kemaluan dan dubur dulu sebelum basuh anggota yang lain dan nanti kemaluan dan dubur nya jangan di sentuh lagi biar wudhu nya ga batal.


...(3). Niat menggabungkan ibadah fardhu dengan ibadah sunnah, maka hukumnya: sah, dengan syarat: sama2 satu maksud atau tujuan & kalau  berbeda maksud atau tujuannya maka ga sah....... #untuk masalah penggabungan niat antara ibadah fardhu dengan ibadah sunnah ini ada 4 bagian: (a). Dua2 nya sah, yaitu baik ibadah fardhu maupun sunnahnya sah. Contoh: dia niat gabungkan sholat fardhu sholat shubuh + niat sunnah tahyatul masjid: maka sah dua dua nya dan dapat pahala dua dua nya.. 2. Dia niat sholat fardhu + niat ngajarin orang2 yang melihatnya tentang tata cara sholat yang benar: maka sah dua2 nya dan dapat pahala dua duanya... 3. Dia mandi di hari jum'at dengan niat mandi junub + mandi sunnah jum'at: maka sah juga dan dua dua nya dapat pahala... 4. Dia punya qodho puasa romadhon, terus di bulan syawal dia mau bayar itu qodho romadhon dia + niat puasa sunnah syawal, maka penggabungan niat ini: sah dan dua dua nya dapat pahala baik qodho romadhon maupun sunnah syawal menurut imam ibnu hajar dan imam romli madzhab syafii...(b). Dua2 nya tidak sah baik fardhu maupun ibadah sunnahnya, contoh: 1. dia niat sholat fardhu shubuh + niat qobliyyah shubuh: maka ga sah dua duanya... 2. Masbuq datang ke mesjid nemu imam lagi ruku, terus si makmum takbirotul + niat takbir buat ruku secara bersama sama dalam satu takbir: maka ga sah dua dua nya.... (c). Yang sah cuma fardhu aja, yg ibadah sunnahnya ga sah. Contoh: kalau dia belom pernah haji dan umroh, terus dia niat menggabungkan haji dan umroh yang wajib + sunnah, maka: yang sah yang wajib, yang sunnah ga sah.... (d). Yang sah yang sunnah aja, yang fardhu ga sah. Contohnya: 1. Dia keluarkan uang 5 dirham dengan niat zakat + niat shodaqoh sunnah, maka; yang sah yg shodaqoh sunnah, zakatnya ga sah... 2. Di hari jum'at ada gerhana matahari, kemudian sang khotib berkhutbah dengan niat khutbah buat jum'at + buat gerhana matahari dijadi satu khutbah, maka: yang sah khutbah ini buat gerhana matahari aja, yang buat jum'at ga sah......

(4). Dia niat gabungkan ibadah sunnah dengan ibadah sunnah, maka hukumnya: sah, dengan syarat: masih satu tujuan atau maksud, kalau berbeda maksud atau tujuannya maka ga sah.... contoh: 1. Dia niat mandi sunnah hari jum'at + kebetulan hari hari idul fitri pas hari jum'at dan dia niat menggabungkan mandi dia itu dengan niat mandi sunnah jum'at + mandi sunnah idul fitri, maka: sah dua2 nya dan dapat pahala dua2nya..


. 2. Dia niat puasa sunnah hari senin kamis + dia niatin buat puasa syawal / puasa 'arofah / puasa 'asyuro / puasa daud / puasa tengah bulan yang kebetulan jatuh pada hari senin atau kamis maka: sah niat dia dan dua dua nya dapat pahala.... 3. pada malam hari setelah tidur, dia niat lakukan sholat 2 rokaat dengan niat: sholat tahajjud + hajat + taubat + istikhoroh + sunnah wudhu + tahyatul masjid: maka semua nya sah dengan 2 rokaat tadi dan dapat pahala semua.... 4. Dia sholat dua rokaat di waktu dhuha, dengan niat: sholat sunnah dhuha + istikhoroh + hajat + taubat + wudhu + tahyatul masjid: maka semua nya sah dan dapat pahala.... 5. dia belom qurban juga belom aqiqoh, terus dia beli hewan kambing misalkan. kemudian pada hari raya idul adha, dia sembelih itu kambing dengan niat qurban + aqiqoh secara bersama2 dengan kambing itu, maka hukumnya: sah dua duanya baik qurban maupun aqiqoh jadi dia tidak perlu beli hewan buat qurban lain dan buat aqiqoh lain ini menurut imam romli, sedangkan menurut imam ibnu hajar al haitamiy ga sah, jadi harus dipisah niat antara qurban dan aqiqoh dan harus beli kambing lagi nuat aqiqoh...... mau ikut imam ibnu hajar / romli gpl, kedua nya sama sama kuat dalam madzhab syafi'i.... ulama hadromaut yaman, hijaz dan indonesia mendahulukan pendapat imam ibnu hajar sementara ulama mesir imam romli.





(5). dia berniat menggabungkan suatu yang bukan ibadah dengan suatu yang bukan ibadah lainnya, dan kedua duanya berbeda dalam segi huhum. Contoh: suami berkata pada istrinya: kamu harom atas diriku (أنت علي حرام). Dan si suami berniat dengan perkataannya tadi itu: cerai atau tholaq + dzihaar atau menyamakan doa dengan ibu suaminya. Maka hukumnya: menurut pendapat yang kuat dalam madzhab syafi'i: si suami di hadapan hakim memilih antara mau menceraikan dia / mendzihar dia.



uii.ac.id


والله أعلم بالصواب

0 Response to "Penggabungan niat"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel