Teologi Ahli Sunnah Wal Jama'ah
ASWAJA DAN NU.
Oleh Nur Fuad As-syaiban
NU adalah wadah Asawaja terbesar di Indonesia dan Indonesia adalah
Negara dengan penduduk mayoritas Aswaja terbesar di Dunia. Sedangkan Aswaja adalah teologi Islam terbesar di Dunia. Jadi NU adalah Islam terbesar di Dunia.
Ahli Sunnah Wal Jama'ah atau yang disingkat menjadi 'Aswaja' adalah sebutan bagi golongan yang berpaham dengan pahamnya A'immah Al'arba'ah --dalam fan fiqih--, Imam Junaid Al-baghdadi, Imam Al-ghozali --dalam fan tasawuf--, dan Imam Abu Hasan Ali Asy'ary dan Imam Abu Manshur Al-maturudi --dalam fan Aqidah--
Pada dasarnya kata "Ahli sunnah Wal Jama'ah" terdiri dari tiga suku kata dari bahasa Arab, yaitu: Ahlu, Sunnah, dan Jama'ah.
-Ahlu, mempunyai beberapa makna di antaranya: Pengikut, penduduk, dan keluarga.
-Sunnah, secara bahasa artinya adalah jalan atau langkah, yakni jalan yang telah ditempuh dan dicontohkan oleh Rosululloh Saw. Sedangkan secara Syar'i adalah jejak yang diridloi dan menjadi pijakan dalam agama oleh Rosululloh Saw. Atau para panutan agama.
-Jama'ah, artinya: Perkumpulan atau golongan. Maksudnya adalah perkumpulan/ golongan para Sahabat Nabi Muhammad Saw.
Jadi, bisa kita simpulkan bahwa Aswaja adalah: Pengikut setia langkah(sunnah) Nabi Muhammad Saw. Dan para Sahabatnya.
Sabda beliau Saw.:
فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ، تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ
"Maka berpegang teguhlah kamu kepada sunnahku dan sunnah para Khulafa’ (Sahabatku) yang mendapat petunjuk, berpegang teguhlah kamu padanya dan gigitlah dengan geraham-geraham (mu)"
Dan sabdanya lagi:
والذي نفس محمد بيده لتفترق أمتي على ثلاث وسبعين فرقة فواحدة في الجنة وثنتان وسبعون في النار قيل: من هم يا رسول الله؟ قال: هم أهل السنة والجماعة(رواه الطبراني)
"Demi Dzat(Allah) yang jiwa Muhammad ada dalam kekuasaanNya, Umatku akan terpecah menjadi 73 golongan, yang satu masuk surga dan yang 72-nya masuk ke dalam Neraka. Para Sahabat bertanya: siapakah satu golongan tersebut, duhai Rosulalloh? Beliau Saw. Menjawab: Mereka adalah Ahlu sunnah wal Jama'ah."(Hr. Atthobaroni)
Bisa dikatakan bila Aswaja adalah cara beragama Islam paling murni yang bersumber dari ijtihad memahami Alqur'an dan Hadits dan memakai metode Ijma' serta qiyas(analogi) dalam menyikapi dinamika hukum. Jadi, tidak hanya kembali pada Alqur'an dan Hadits saja tanpa ijtihad para ahli, yaitu Ulama.
Ciri paling menonjol dari Aswaja adalah menganut paham teologi Asy'ariyah dan maturudiyah, yaitu mereka yang ber-'itiqod bahwa Allah ada tanpa tempat dan arah dan mensucikan Allah dari sifat Tajsim atau lebih lengkapnya yaitu, yang sering disebut dengan aqoid 50.
Statmen ini didukung oleh banyak ulama di antaranya, Syaikh Ahmad bin Musa al-Kayali, beliau berkata :
الأَشَاعِرَةُ هُمْ أَهْلُ السُّنَّةِ وَالْجَمَاعَة أَيْ بِحَيْثُ إِذَا أُطْلِقَ هَذَا اللَّفْظُ أَهْلُ السُّنَّةِ وَالْجَمَاعَة لَمْ يَنْصَرِفْ إِلاَّ إِلَيْهِمْ
"Para pengikut Al-Asy’ari adalah Ahlussunnah wal Jama’ah. Artinya, jika diungkapkan Ahlussunnah Wal Jama’ah, tidak akan diarahkan kecuali pada golongan tersebut."
Tidak dipungkiri bahwa bumper terkuat Aswaja saat ini adalah NU. Tanpa NU, Aswaja di Indonesia mungkin hanya tinggal kenangan manis. Bahkan Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya pernah berkata--yang kira-kira--,"Jika di Zaman Sayidina Hasan dan Husain sudah ada NU, tidak mungkin peristiwa di Karbala akan terjadi." itu artinya memang benar jika NU sangat berkiprah besar dalam menjaga kedamaian dan keutuhan serta kestabilitasan negara, khuhusnya NKRI.
Tak terkira betapa besarnya jasa pendiri Jam'iyah Nahdlotul Ulama ini, Hadlrotu Syaikh Hasyim Asy'ari. --Semoga Allah menempatkan beliau di SurgaNya-- yang berkontribusi besar bagi agama dan Negara.
NU berdiri bukan hanya atas dasar inovasi Hadlrotu Syaikh Hasyim Asy'ari sendiri saja . Melainkan, kala itu memang keadaan yang sudah sangat mendesak demi menyelamatkan generasi Aswaja selanjutnya di masa mendatang. Menjelang berdirinya NU, beberapa ulama besar berkumpul di Masjidil Harom, termasuk Hadlrotu Syaikh Hasyim Asy'ari. Mereka rekomendasikan agar dibuatkan sebuah wadah bagi tumbuh kembang dan terjaganya Aswaja. Lantas sosok Hadlrotu Syaikh Hasyim Asy'ari diutus pulang ke Indonesia menjadi delegasi ulama untuk menyelamatkan Aswaja dari serangan-serangan yang menggerogotinya dengan mendirikan Nahdlotul Ulama'.
Beliau mendapat mandat tersebut dengan satu syarat. Satu syarat itu adalah izin dari dua Waliyulloh paku bumi yang ada di Nusantara. Jika kedua Wali tersebut mengizinkan. Maka, akan dilanjutkan dan jika tidak memberi izin. Maka, tidak akan lanjutkan.
Dua Waliyulloh paku Bumi itu tidak lain dan tidak bukan adalah guru beliau sendiri yaitu, Syaikhuna Kholil Bangkalan dan Kakek Habib Muhammad Luthfi bin Yahya yaitu, Habib Hasyim bin Habib Umar bin Hasan bin Toha bin Yahya. (dari itulah Muktamar NU yang ke-5 pada tahun 1930 M. diselenggarakan di Pekalongan dengan alasan untuk menghormati kewafatan Habib Hasyim yang meninggal pada tahun tersebut.)
Hadlrotu Syaikh K.H. Hasyim Asy'ari sowan untuk meminta izin mendirikan sebuah organisasi dan tujuan beliau pun direspon dengan sangat baik dengan syarat tidak menulis nama-nama dari dua Wali paku bumi tersebut .
Akhirnya NU resmi berdiri pada tanggal 16 Rajab tahun 1344 H. Berketepatan pada tanggal 31 Januari tahun 1926 di Surabaya.
Selamat ,Nahdlotul Ulama' semoga selalu terus istiqomah dalam menjaga Aswaja dan berkiprah di Bumi Nusantara. Aamiiin
اللهم ثبت وانصر أهل جمعية نهضة العلماء.
0 Response to "Teologi Ahli Sunnah Wal Jama'ah"
Post a Comment