Pentingnya Bersanad Dan Berguru
Bersanad
Ilmu agama tidaklah dipelajari dengan otodidak, karena banyak hal dalam agama yang tidak bisa dicapai dengan logika. Demikian pun ilmu agama tidak akan kontradiksi dengan logika manusia, karena akal sehat adalah saksi kebenaran Syariat.
Banyak hal dalam agama yang harus dilaksanakan dengan dicontohkan. Tidak dibuat-buat atau diandai-andaikan. Karena wahyu turun dari langit disampaikan oleh Ruh Alquds pada Rosul SAW. lalu diajarkan pada Sahabat.
Ilmu ini diwariskan turun-temurun dari Sahabat ke tabiin, dari tabi'in ke tabi'it tabi'in, lalu ke ulama salaf kemudian ulama kholaf dan sampai kepada kita secara bersambung dengan mata rantai keilmuan(Sanad).
Salah satu yang menjadikan agama Nabi Muhammad SAW. Ini kuat dari ancaman-ancaman yang hendak merusaknya hingga saat ini adalah, sanad. Lain halnya dengan ajaran Nabi-nabi terdahulu, banyak pembaharuan yang merusak ajarannya, bahkan pertentangan yang mencolok terjadi di dalam ajaran tersebut setelah ditinggal oleh Nabinya.
Imam Ibnu Sirrin salah satu terkemuka tabiin berkata:
إن هذا العلم الدين فانظروا عمن تأخذون دينكم
"Sungguh ilmu - Syariat- ini adalah Agama, maka lihatlah dari siapa kamu mengambil sumber Agamamu"
Imam Abdulloh Al-mubarok juga berkata:
الإسناد من الدين لو لا الإسناد لقال من شاء شاء
"Sanad adalah bagian dari agama, bila tiada sanad maka seseorang akan berkata tentang agama semau-maunya"
Talaqqi
Ulama sepakat, baik dari kalangan salaf ataupun kholaf bahwa ilmu agama tidak diperoleh dengan membaca literatur agama. Namun melalui guru yang alim dan Tsiqqoh(Terpercaya) yang diambil dari gurunya lagi yang tsiqqoh pula. Sampai pada Nabi SAW. Alhafiz Abu Bakar alkhatib berkata:
لا يؤخذ العلم إلا من أفواه العلماء
"Ilmu tidak diambil, kecuali dari lisan-lisan Ulama'"
Terlebih kajian Al-qur'an yang mana kata per kata dari setiap hurufnya ada Makhorijul huruf yang sangat mempengaruhi kefasihan serta kebenaran suatu bacaan.
Orang yang mempelajari Alquran walaupun bacaannya benar tidak pernah akan dikatakan seora qori', bila mana tidak dituntun oleh guru untuk memberikan sanad.
Segolongan ulama salaf mengemukakan bahwa:
الذي يأخذ الحديث من الكتب يسمى صحفيا والذي يأخذ القرأن من مصحف يسمى مصحفيا ولا قارئا
"Orang yang mempelajari hadits dari kitab (Tanpa guru) disebut shohafy(Bukan Muhaddits), dan orang yang mempelajari Al-qur'an dari mushaf(Tanpa guru) disebut Mushafy, bukan Qori'"
Jadi! Jelas bahwa belajar agama harus dengan sanad dan berguru. Tidak bisa belajar hanya otodidak, apalagi yang pengambilannya dari internet yang tak diketahui referensinya. Dikhawatirkan akan sesat dan menyesatkan ضل وأضل
من ليس عنده الشيخ فشيخه الشيطان
"Orang yang belajar tanpa guru maka gurunya adalah Syaiton."
0 Response to "Pentingnya Bersanad Dan Berguru"
Post a Comment