Doa Penangkal Virus dan Bala'.

 Oleh; Nur Fuad As-syaiban.


Senjata Seorang Mukmin



Ki-tap.blogspot.com



بسم الله الرحمن الرحيم الحمد لله الذي حافظنا من كل الوباء والبلاء ومن كل الشر، الصلاة والسلام على من أحي الشفاء والدواء في القرأن سيدنا محمد وعلى أله وصحبه وسلم أجمعين. أما بعد.


Sebagai Warga Nadliyin yang baik, tentunya kita tahu betul teologi mana yang kita jadikan pedoman. Kita tidaklah berpegang pada faham yang dibawa oleh Jahm bin Shafwān atau yang dikenal dengan teologi Jabbariyah.  


Faham fatalisme ini berasumsi bahwa, setiap perbuatan dalam diri Manusia diciptakan Tuhan tanpa ada sedikit pun kaitan dengan Manusia, artinya Manusia tidaklah mempunyai kekuasaan, kemauan dan pilihan baginya. 


Oleh mereka, Manusia dianggap sama sekali tidak mampu untuk berbuat apa-apa dan tidak memiliki daya untuk bergerak. 


Manusia dianalogikan umpama selembar bulu yang diterbangkan oleh angin, mengikuti kemana takdir akan membawanya. Manusia dipaksa, sama dengan gerak yang diciptakan Tuhan dalam benda-benda mati. 


Jahm bin Shofwan sendiri mengatakan;


"أن التدبير في أفعال الخلق كلها لله تعالى ، وهي كلها اضطرارية ، كحركات المرتعش ، والعروق النابضة ، وحركات الأشجار ، وإضافتها إلى الخلق مجاز "

.


Di antara dalil yang dijadikan pegangan adalah: 


وَا للّٰهُ خَلَقَكُمْ وَمَا تَعْمَلُوْنَ


"Dan Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat."

(Q.S. As-shoffat Ayat  37.)


فَلَمْ تَقْتُلُوهُمْ وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ قَتَلَهُمْ ۚ وَمَا رَمَيْتَ إِذْ رَمَيْتَ وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ رَمَىٰ


Artinya;

"Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allahlah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang melempar."( Q.S. Al-anfal Ayat 17.)


Di samping itu kita bukan pula penganut paham yang pertama kali diperkenalkan oleh Ma’bad Al-Jauhani dan Ghailan Ad-Dimasyqy, yaitu teologi yang kita kenal dengan sebutan "Qodariyah/قدرية"

.


Dalam bahasa Inggris,  Qadariyah diartikan sebagai 'free will and free act', bahwa makhluklah yang mewujudkan perbuatan-perbuatan dengan kemauan dan upayanya sendiri tanpa campur tangan Tuhan.


Di antara dalil yang dijadikan pegangan oleh mereka adalah;


أَوَلَمَّا أَصَابَتْكُمْ مُصِيبَةٌ قَدْ أَصَبْتُمْ مِثْلَيْهَا قُلْتُمْ أَنَّى هَذَا قُلْ هُوَ مِنْ عِنْدِ أَنْفُسِكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ


Artinya:

"Dan mengapa ketika kamu ditimpa musibah padahal kamu telah menimpakan kekalahan dua kali lipat kepada musuh-musuhm, kamu berkata: “Darimana datangnya (kekalahan) ini?” Katakanlah: “Itu dari (kesalahan) dirimu sendiri.” Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu"

(Ali Imran: 165).


وَقُلِ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكُمْ فَمَنْ شَاءَ فَلْيُؤْمِنْ وَمَنْ شَاءَ فَلْيَكْفُرْ إِنَّا أَعْتَدْنَا لِلظَّالِمِينَ نَارًا أَحَاطَ بِهِمْ سُرَادِقُهَا وَإِنْ يَسْتَغِيثُوا يُغَاثُوا بِمَاءٍ كَالْمُهْلِ يَشْوِي الْوُجُوهَ بِئْسَ الشَّرَابُ وَسَاءَتْ مُرْتَفَقًا


Artinya: 


"Dan katakanlah: “Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir.” Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek. (Al-Kahfi: 29)


Pada intinya paham Jabbariyah adalah faham yang beranggapan bahwa semua gerak manusia mutlak diciptakan oleh Allah tanpa sedikit pun ada campur tangan manusia itu sendiri dan paham Qodariyah adalah paham yang beranggapan bahwa gerak Manusia mutlak dari dirinya sendiri.


Di antara kedua faham di atas ada paham yang mengambil jalan tengah, Yaitu *Ahli Sunnah wal Jama'ah*.


Pola pikir yang diambilnya adalah jalan tengah antara ekstrim aqli (rasionalis) dengan kaum ekstrim naqli (skripturalis). Karena itu sumber pemikiran baginya tidak hanya Al-Qur'an, Sunnah, tetapi juga menggunakan kemampuan akal ditambah dengan realitas empirik. Jalan berpikir semacam ini dirujuk dari ulama terdahulu, seperti Abu Hasan Al-Asy'ari dan Abu Mansur Al-Maturidi dalam bidang teologi, 

dalam bidang fikih mengikuti empat madzhab; Hanafiyah  Malikiyah, Syafi'iyah, dan Hanbaliyah. Sementara dalam bidang tasawuf, mengembangkan metode Imam Al-Ghazali dan Junaid Al-Baghdadi, yang mengintegrasikan antara tasawuf dengan syariat.


**


Bencana pandemi covid-19 saat ini telah menjadi fakta global yang mengerikan dan mengguncang kesadaran teologis banyak orang.


Yang paling membuat Umat panik ialah ketika praktik keagamaan yang mulai dilarang oleh pemerintah. Sedikit banyak kebijakan

ini memunculkan benturan teologis, karena umat dilarang (sementara) berkumpul pada momen ibadah, seperti salat berjemaah atau misa ke gereja. Umat Hindu Bali juga dilarang melaksanakan Melasti, meskipun ada juga yang ngeyel.


Sebagian kalangan

menganggap pelarangan oleh negara ialah ‘fatwa keliru’.


Lantaran Umat muslim di Indonesia adalah mayoritas maka yang dinilai paling menghebohkan Warga adalah fatwa diliburkannya salat jum'at untuk sementara waktu sampai batas yang belum dipastikan.

.


Kita bisa mengamati pada sebagaian orang yang menentang keras kebijakan pemerintah, beberapa dari mereka mengatakan, "Tetaplah beraktifitas seperti biasanya. Persoalan hidup dan mati adalah urusan Allah, jangan takut!." Pasrah total sepenuhnya dengan berdo'a tanpa ada upaya pencegahan penyebaran virus corona terlebih dahulu. Sedangkan mereka sadar akan bahaya pandemi itu karena berada dalam zona merah. 


Mereka yang beranggapan seperti ini secara tidak sadar telah berpegang pada faham fatalisme Jabbariyah.


Sementara ada yang hanya berusaha secara lahirnya saja tanpa ada upaya berdo'a dan tawakkal. Secara tidak langsung mereka mewarisi faham Qodariyah.


Lantas upaya yang benar adalah tetap berikhtiar menghindari penularan virus besertaan berdo'a dan tawakkal pada Sang Pencipta wabah ini.


Mengenai ritual ibadah yang diliburkan untuk sementara, kaidah ushul fikih mengatakan ;


درء المفاسد مقدم على جلب المصالح


"Menolak kerusakan lebih diutamakan daripada menuai kemaslahatan."


Ini dikarenakan suatu daerah sudah dikategorikan masuk ke dalam Zona merah. Jika belum dan masih diperkirakan sangat aman maka, belum bisa dianggap _Al-mafasid_(kerusakan). Kita bisa menengok pada masa islam terdahulu. Kewajiban (Salat) tetap dilaknasakan meski pun di tengah-tengah berkecamuknya peperangan.


Pandemi virus corona yang bermula di Wuhan, China kini telah menyebar ke suluruh belahan dunia. Sempat warga Indonesia beranggapan bahwa virus ini tidak akan masuk ke bumi pertiwi. Namun, pada kenyataannya Indonesia pun sekarang telah dirambah virus berbahaya ini dan pelbagai upaya pencegahan penyebaran Covid 19 segera dilakukan, seperti halnya lock down di setiap daerah, pemakaian masker, penyemprotan disinfektan, menjaga kebersihan dan lain sebagainya.


Tentunya kita warga Indonesia yang mayoritas berpaham _Ahli Sunnah wal Jama'ah_ *terlebih NU* tidak menganggap remeh atas bencana ini dengan mentaati kebijakan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah untuk memenuhi konsep lahiriyah sebagai perisai. Namun, tidak ketinggalan pula kita mempunyai senjata yang sangat ampuh sebagai andalan, yaitu _do'a_.


Sesuai Hadits Nabi Muhammad SAW.;


وقال صلى الله عليه وسلم;   الدعاء سلاح المؤمن وعماد الدين ونور السموات والأرض  رواه  أبو يعلى والحاكم عن علي وهو حديث صحيح.


"Dan Nabi Muhammad SAW bersabda: Do'a adalah senjata semua Mukmin, tiang agama, dan cahaya Bumi dan langit."

( _Tanqihul Qaul_ hal. 31 ).


Dalam Al-qur'an Allah SWT berfirman:


وَقَا لَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْۤ اَسْتَجِبْ لَـكُمْ ۗ


"Dan Tuhanmu berfirman, Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu."

(Q.S. Ghafir : Ayat 60)


اُدْعُوْا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَّخُفْيَةً ۗ اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِيْنَ ۚ 


"Berdoalah kepada Tuhanmu dengan rendah hati dan suara yang lembut. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas."

(Q.S. Al-A'raf : Ayat 55)


وَاِ ذَا سَاَ لَـكَ عِبَا دِيْ عَنِّيْ فَاِ نِّيْ قَرِيْبٌ ۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّا عِ اِذَا دَعَا نِ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ


"dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka memperoleh kebenaran."

(Q.S. Al-Baqarah : Ayat 186)


اَمَّنْ يُّجِيْبُ الْمُضْطَرَّ اِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوْٓءَ وَيَجْعَلُكُمْ خُلَفَآءَ الْاَ رْضِ ۗ 


"Bukankah Dia (Allah) yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila dia berdoa kepada-Nya, dan menghilangkan kesusahan dan menjadikan kamu (manusia) sebagai Khalifah di bumi "

(Q.S. An-Naml :Ayat 62)


Dari hadits dan ayat-ayat di atas jelas sekali bila kita berdo'a meminta kepada Allah, pastilah akan Allah kabulkan. Tentunya sebagai orang Mukmin kita wajib meyakini akan dahsyatnya kekuatan do'a. Bila tidak yakin, maka iman kita patut sekali ditanyakan dan do'a notabene adalah ibadah.


Dalam kitab _Riyadlus Sholihin_ karya Imam Abi Zakariyah Yahya bin Syarofuddin An-nawawi ditulis sebuah hadits,


١٤٦٦/٢ وعَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّه عَنْهَا ، قَالَتْ : كَان رسُول اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يَسْتَحِبُّ الجوامِعَ مِنَ الدُّعاءِ ، ويَدَعُ ما سِوى ذلكَ. (رَوَاه أَبو داود بإِسنادٍ جيِّد).


"1466/2. Dari Aisyah radhiallahu ‘anha, katanya: “Rasulullah shalallahu alaihi wasalam itu suka doa-doa yang menghimpun -yakni yang mengandung segala macam kepentingan serta keperluan dan beliau shalallahu alaihi wasalam meninggalkan yang selain itu.” Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan _isnad shahih_. ( _Riyadlus Sholihin_ Hal. 427).


Teologi yang kita jadikan pegangan bukanlah paham _Jabbariyah_ yang hanya mengandalkan pasrah dan tawakal saja tanpa usaha, pun bukan pula paham _Qodariyah_ yang hanya mengedepankan ikhtiar dan kemampuan diri(Rasionalis) tanpa pasrah dan tawakal. Tapi, teologi yang kita jadikan pegangan adalah paham _Ahli Sunnah Wal Jama'ah_ yang menggabungkan antara ikhtiar dan tawakal secara bersamaan.


Upaya lahiriyah dalam pencegahan pandemi Covid-19 sudah dan sedang dilakukan,  sekarang tinggal upaya batiniyah yang perlu ditingkatkan lagi. 


Dalam kesempatan ini, Kami akan mencoba menghimpun sedikit do'a-do'a dan amalan guna dibaca secara rutin yang kami peroleh dari guru-guru yang _tsiqqoh_ dan dari beberapa kitab yang dipelajari. Sebagai berikut:


بسم الله الرحمن الرحيم


 *الدعاء لدفع البلاء/دعاء طلاق بلاء*


١.أعوذ بكلمات الله التامات من شر ما خلق.


*Dibaca Tiga Kali setiap Ba'da Maghrib dan Subuh. Bila pandemi sedang gawat maka, dibaca tiga kali setiap Ba'da sholat maktubah.


٢. بسم الله الذي لا يضر مع اسمه شيء في الأرض ولا في السماء وهو السميع العليم..


*Dibaca sebanyak-banyaknya. Dan dibaca seratus kali pada hari Rebo wekasan.


٣. أشهد أن لا إله إلا الله الرحمن الرحيم وأشهد أن محمدا عبده ورسوله اللهم اذهب عني الهم والحزن برحمتك يا أرحم الرحمين لا حول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم


*Dibaca 1× setelah Sholat Maktubah.

(Kedua telapak tangan dibuka lalu ditiup dan diusapkan dari wajah sampai telapak kaki)


٤. بسم الله الشافي وأنت المعافي ولا حول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم.


*Dibaca Tiga kali saat hendak bepergian atau kapan saja. Untuk lebih sempurna ditambahi dengan Ayat kursi 1× Surat Al-quraisy 1×.


Keterangan: 


Do'a-do'a amalan di atas diijazahi oleh K.H. Marzuqi Ahal bin K.H. Amin Halim(Pengasuh Pon-pest Mu'allimin Mu'allimat Babakan Ciwaringin Cirebon) Dengan sanad yang beliau dapatkan dari :


-K.H. Amin Halim dari Syaikh K.H. Abdul Hannan Babakan, Ciwaringin, Cirebon.


-K.H. Fadloli Tengah Tani, Plered, Cirebon dari Syaikh K.H. Ru'yat Kaliwungu, Kendal.


-K.H. Makhtum Hannan Pengasuh Pon-pest Masyariqul Anwar, Babakan, Ciwaringin, Cirebon (Salah satu Anggota AHWA)


Babakan, Jum'at

20, Maret 2020.


********


١. لي خمسة أطفئ بها حر الوباء الحاطمة□ المصطفى والمرتضى وابناهما والفاطمة.


*Dibaca tiga kali setiap Ba'da Sholat Maktubah.


Keterangan:

Diijazahi oleh K.H. Najiulloh Amrin Bin K.H. Amrin Hannan. Pengasuh Pon-pest As-syuhada' Babakan Ciwaringin Cirebon. 


Rabu Tgl. 18 Maret 2020. Pon-pest. As-syuhada'.


************


١.لي خمسة أطفئ بها حر الوباء الحاطمة□ المصطفى والمرتضى وابناهما والفاطمة يا حنان يا منان ديان يا سلطان.


Dibaca Tiga kali setiap Ba'da sholat Maktubah.


٢. Rutin baca Rotib Al-hadad.


Diijazahi oleh K.H. Farhan. Pengasuh Pon-pest Al-huda Babakan Ciwaringin Cirebon.


**

١. اللهم عافني في بدني اللهم عافني في سمعي اللهم عافني في بصري لا إله إلا أنت


.٢. بسم الله الذي لا يضر مع اسمه شيء في الأرض ولا في السماء وهو السميع العليم (×٣)

٣. حسبي الله لا إله إلا هو عليه توكلت وهو رب العرش العظيم (×٧)


٤.تحصنت بذي العزة والجبروت واعصمت برب الملكوت وتوكلت على الحي الذي لا يموت اللهم اصرف عنا الوباء وقنا شر الداء بلطفك ورحمتك إنك على كل شيء قدير (×٣)


٥. اللهم إني أعوذ بك من البرص والجنون والجذام ومن سييء الأسقام (×٣)


Keterangan:

Diijazahi oleh K.H. Ainur Rohim Lc. Ma.


**


 ١.اللهم إني أعوذ بك من البرص والجنون والجذام وسييء الأسقام.


Keterangan:

Dinukil dari kitab _Riyadlus Sholihin_ Hal. 431.


٢.اللهم إني أعوذ بك من القسوة والغفلة والعيلة والذلة والمسكنة وأعوذ بك من الكفر والفقر والفسوق والشقاق والنفاق وسوء الأخلاق وضيق الأرزاق والسمعة والرياء وأعوذ بك من الصمم والبكم والعمي والجنون والجنذام والبرص وسييء الأسقام.


Keterangan:

Dinukil dari kitab _Ihya' ulumiddin_ juz 1 Hal. 322.


****


Do'a-do'a di atas kami peroleh dari beberapa Masya'ikh Pesantren Babakan Ciwaringin, Cirebon dengan ijab dan qobul yang resmi ( _Ajaztukum Hadzad Du'a- Qobiltu_) saat kami melakukan sowan kelas akhir Madrasah Al-hikamus Salafiyah


Semoga upaya kecil ini bisa bermanfaat bagi kami(Khususnya) dan Umat Muslim (Umumnya) Dan semoga Wabah Corona ini cepat berakhir. Aamiin.


         والله أعلم بالصواب

0 Response to "Doa Penangkal Virus dan Bala'."

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel