Seputar Sholat
Driskripsi Masalah:
Di beberapa daerah sholat dzuhur setelah sholat jum'at(i'adah) masih diberlakukan sebagai bentuk ihtiyath jikamana sholat jum'at tidak memenuhi syarat.
-sebut saja- Umar. Umar tahu jika sholat i'adah dzuhur tersebut bersifat sunnah. Maka, dia pun berinisiatif untuk mengganti sholat i'adah dzuhur itu dengan sholat qodlo' ashar.
Pada dasarnya si Umar ini ragu-ragu apakah dia punya hutang sholat ashar atau tidak. Lantaran dia ingin kehati-hatian, maka Umar pun memutuskan untuk mengqodlo' sholat ashar (yang diragukan tsb)dengan berjamaah bersama imam yang sedang sholat dzuhur.
| Gambar:Republika |
Pertanyaannya: Apakah boleh atau sah sholat si Umar sebagaimana diskripsi di atas?
Jawaban;
Pada kasus di atas sebenarnya ada dua masalah:
1.Sholat berjamaah dengan perbedaan macam sholat antara imam dan makmum.
Dan ini hukumnya sah.
(و) تاسعها (أن يتوافق نظم صلا ما) أي جها الواضح في الأفعال الظاهرة وإن
اختلفا عدداً فلا يصح الاقتداء مع اختلافه كمكتوبة خلف كسوف وبالعكس لتعذر
المتابعة، ولا يضر اختلاف نية الإمام والمأموم لعدم فحش المخالفة فيهما فيصح اقتداء
المفترض بالمتنفل والمؤدي بالقاضي وفي طويلة بقصيرة كظهر بصبح وبالعكوس لكنه
مكروه ومع ذلك تحصل فضيلة الجماعة
"Apabila antara sholat imam dan makmum terdapat
perbedaan dari segi niat maka tidak apa-apa karena tidak
adanya mukholafah parah sehingga apabila makmum yang
sholat fardhu bermakmum kepada imam yang sholat sunah
atau apabila makmum yang sholat adak bermakmum kepada
imam yang sholat qodho, atau apabila makmum yang sholat
lama, misal, Dzuhur bermakmum kepada imam yang sholat
pendek, misal, Subuh, atau sebaliknya, maka tetap dihukumi
sah dan dimakruhkan, tetapi fadhilah jamaah tetap diperoleh."(kasyifatus saja.)
2. Hukum mengqodlo' sholat yang diragukan atas fot-nya sholat tsb.
Dalam hal ini tafsil:
Tidak sah sholatnya jika ternya diketahui bahwa dia tak punyai hutang sholat. Dan sah jika tidak diketahui bahwa dia punya hutang sholat.
لَوْ قَضَى فَائِتَةَ الظُّهْرِ مَثَلًا شَاكًّا فِي أَنَّهَا عَلَيْهِ ثُمَّ بَانَ أَنَّهَا عَلَيْهِ لَا يَكْفِيهِ بِخِلَافِ مَا إذَا لَمْ يَبِنْ مُحْدِثًا فَإِنَّهُ يُجْزِئُهُ لِلضَّرُورَةِ
"Apabila seseorang mengqodlo' sholat dzuhur, umpamanya, dikarenakan dia ragu-ragu apakah dia punyai hutang sholat qodlo', kemudian menjadi jelas bahwa dia memang benar punyai hutang sholat qodlo', maka itu tidak sah. Berbeda jika tidak jelas bahwa dia orang yang berhadats(saat melakukan sholatnya/ kesamaran akan hutang sholatnya tsb.) Maka hal itu sah baginya karena doruroh."
[الأنصاري، زكريا، أسنى المطالب في شرح روض الطالب، ٣٠/١]
وَالْحَالَةُ الثَّانِيَةُ أَنْ يَشُكَّ هَلْ وَجَبَتْ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ أَمْ لَا؟
كَمَا لَوْ قَامَ بِهِ مَانِعٌ كَجُنُونٍ أَوْ حَيْضٍ انْقَطَعَ، ثُمَّ شَكَّ هَلْ ذَلِكَ الِانْقِطَاعُ قَبْلَ خُرُوجِ الْوَقْتِ فَوَجَبَتْ الصَّلَاةُ أَوْ بَعْدَهُ فَلَمْ تَجِبْ فَصَلَّى احْتِيَاطًا، ثُمَّ اتَّضَحَ الِانْقِطَاعُ قَبْلَ خُرُوجِ الْوَقْتِ فَلَا تُجْزِيهِ.
"Tingkah yang kedua adalah; apabila seseorang ragu-ragu apakah dia punyai kewajiban (mengqodlo') sholat atau tidak.?
Seperti halnya jika orang yang tercegah sholat, yakni semacam orang gila atau wanita haid yang sudah mampet darahnya melakukan sholat. Lalu dia ragu-ragu apakah mampetnya darah tsb sebelum keluarnya waktu sholat sehingga dia wajib untuk (mengqodlo') sholat, atau mampetnya setelah keluar waktu sholat, sehingga dia tidak wajib untuk (memgqodlo') sholatnya. Kemudia dia memutuskan untuk sholat lantaran hati², dan ternyata diketahui bahwa mampetnya darah setelah keluar waktu sholat. Maka sholat yang dilakukannya itu tidak sah."
البجيرمي، حاشية البجيرمي على الخطيب = تحفة الحبيب على شرح الخطيب، ١٣٥/١]
0 Response to "Seputar Sholat"
Post a Comment