Filosofi Mencangkul

 

Filosofi Mencangkul


Pixoto



Perkakas yang digunakan petani untuk menggali, mengaduk, dan mebalik tanah, yang terbuat dari lempengan baja tipis dengan tangkai panjang disebut"cangkul" atau yang akrab kita sebut "Pacul".

Orang Jawa sendiri punyai Filosofi dalam perkakas bertani ini, yaitu  kata "pacul" adalah sebuah singkatan dari kepanjangan;Papat ojo kasi Ucul(empat jangan sampai lepas).  Yang dimaksud -empat jangan sampai lepas- ini adalah madzahibul arba'ah; Hanafiy, Malikiy, Syafi'iy, dan Hanbaliy. Yang mana ediologi dan teologi orang jawa yang terbesar adalah aliran Ahli Sunnah Wal jama'ah.

Sedangkan gagang atau tangkai dari cangkul disebut "Doran" yang artinya; Donga ing Pengeran(Berdoa pada Gusti Allah.) Yang mana selain berikhtiar dengan mencangkul, seorang Mukmin juga harus membarenginya dangan berdo'a. Sebagaimana firman Allah Swt.

ادعواني استجب لكم

"Berdoalah kepadaKu, maka akan Aku kabulkan.".

Objek yang dicangkulnya adalah sawah, yang artinya;Musangadah Marang Gusti Ngalah(Menyaksikan Pada Allah).
Maksudnya adalah tingkatan iman seorang mukmin.

Sebagaimana yang dikatakan oleh Syaikh Nawawi Banten dalam salah satu kitabnya;

رابعها إيمان حق وهو رؤية االله تعالى بقلبه وهو معنى قولهم العارف يرى ربه في كل شيء وهو مقام المشاهدة ويسمى حق اليقين وصاحبه محجوب عنالحوادث

"Level iman yang ke-4 adalah Iman Haq, yaitu melihat Allah dengan hati. Tingkatan keimananini adalah pengertian dari perkataan ulama, “Orang yangmakrifat Allah dapat melihat-Nya dalam segala sesuatu.”
Tingkat keimanan ini berada di maqom musyahadah dan disebutdengan haq al-yaqiin. Orang yang memiliki tingkatan keimananini adalah orang yang terhalang jauh dari selain Allah.".

Lalu perkerjaan yang dilakukan dengan cangkul disebut "Macul" yang artinya; Mancleng mongko wushul(yaqin maka akan sampai.)

Yakni, dalam hal apapun yang paling penting adalah keyakinan, karena itu adalah kuncinya. Sebagaimana yang dikatakn dalam hadits qudsi;

أنا عند ظن عبدي بي

"Aku(Allah) sesuai prasangka hambaKu kepdaKu."

.

Kira-kira begitulah Folosofi orang Jawa dalam bertani, sehingga dengan filosofi ini, saat bertani mereka selalu mengingat akan Madzhab Ahli sunnah Wal Jama'ah, senatiasa berdo'a, beraqidah, dan berprasangka baik pada Robbnya.

Berbeda dengan saya. Setiap kali saya berhadapan dengan pekerjaan yang melibatkan Pacul atau melihat seorang petani yang tengah mencangkul di ladangnya, entah mengapa dalam hati saya selalu bergumam;

"Seandainya aku ini AVATAR🥺 ."

😀😀😀

0 Response to "Filosofi Mencangkul"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel