Habaib
HABAIB
Oleh: Nur Fuad As-syaiban
A. Profil.
Kata "habaib" adalah bentuk jamak taksir dari mufrod "habibah". Habib artinya adalah : kekasih (laki-laki), habaib : para kekasih (perempuan). Sebenarnya--sesusai tinjauan ilmu shorof--untuk pemaknaan "para kekasih" dari kata "habib" adalah lafadz "ahbab", sebuah gelar yang disematkan kepada para keturunan Rasulullah saw..
Kanjeng Nabi Muhammad saw. dikaruniai 7 keturunan. Tiga dari mereka adalah laki-laki, yaitu : Sayyid Abdulloh, Sayyid Ibrohim, dan Sayyid Qosim. Sementara yang empat adalah perempuan, yaitu : Sayyidah Zaenab, Sayyidah Ruqoiyah, Sayyidah Ummu Kultsum, dan Sayyidah Fathimah Azzahra (Lihat : Kitab 'Aqoid Diniyyah karya Syekh Abdur Rohman As-saqof).
Dari keturunan Fatimah lah, Ahlul Bait disematkan. Ahlul Bait yang bergelar "habaib" adalah keturunan dari Rasulullah melalui nasab dari jalur Fatimah dan Ali bin Abi Thalib. Kedua putranya yaitu Hasan dan Husain, memiliki garis keturunan yang disebut 'Alhasani' untuk keturunan Hasan sementara dari garis Husain disebut 'Alhusaini'. Di Indonesia sendiri paling banyak adalah Ahlul Bait Alhusaini.
Jadi, habaib adalah mereka yang nasabnya hanya bersambung kepada Rasulullah saw. melalui Sayidatuna Fathimah saja. Sebab, Sayyiduna Ali juga mempunyai putra yang bukan seorang habib yang bernama Muhammad Al-hanafiyah.
Sepeninggal Sayyidatuna Fathimah, Sayiduna Ali k.w.j menikah lagi dengan seorang wanita dari keturunan Hanafiyah yang bernama Khaulah binti Ja'far Al-hanafiyah (Kabilah Hanafi) dan dari cinta keduanya ini beliau k.w.j dikaruniai putra bermana Muhammad Al-hanafiyah.
Marga Alhanfiyah itu sendiri disematkan kepada beliau (Putra Sayiduna Ali dan Khaulah) agar menjadi pembeda antara keturunan Sayiduna Ali yang darahnya bersambung kepada Rasulullah saw. dan keturunan Sayiduna Ali yang darahnya tidak bersambung kepada Rasulullah saw..
Umumnya, nasab seseorang akan di-nisbatkan pada ayahnya. Namun, tidak dengan keturunan Sayyidah Fathimah. Anak-cucu dari sayidah Fathimah tidak lah di-nisbatkan garis keturanannya kepada ayah mereka, tetapi dinisbatkan kepada ibunya, Sayidatuna Fathimah. Rasulullah saw. sendirlah yang menyatakannya, dalam sebuah hadits:
إن لكل نبي أب عصبة ينمون إليها إلا ولد فاطمة فأنا وليهم
Artinya:
"Sesungguhnya setiap Nabi mempunyai bapak dan ahli waris ashobah yang dapat intisab dengan mereka, kecuali putra Fathimah karena akulah wali dan ashobah mereka." (Qurrotul 'Uyyun Hal. 10.).
B. Makom Dan Kedudukan
Nabi Muhammad saw. adalah manusia paling sempurna yang telah diciptakan baik wujud, paras, maupun pekertinya.
Firman Allah Swt. :
وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ
"Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung."
Imam Ja'far Al-barzanji berkata :
_وكان صلى الله عليه وسلم أكمل الناس خلقا وخلقا_
"Beliau saw. adalah sesempurna-sempurnanya manusia dalam wujud dan akhlaknya." (Al-barzanji).
Beliau juga manusia yang paling mulia, dalam hadits disebutkan :
أنا أكرم الأولين والأخرين على ربي ولا فخر وأنا سيد ولد أدم يوم القيامة ولا فخر
"Aku adalah semulia-mulianya orang terdahulu dan orang-orang di kemudian hari di hadapan Tuhanku dan aku tak sombong, aku juga penghulu putra Adam (Manusia) di hari kiamat dan aku tak sombong." (Qurrotul ' Uyyun Hal. 7).
Nabi Muhammad adalah manusia paling mulia dan paling sempurna, sedangkan manusia sendiri merupakan makhluk paling sempurna pula. Firman-Nya :
لقد خلقنا الإنسان في أحسن تقويم
"Benar-benar telah kami ciptakan manusia dalam bentuk paling indah."
Itu artinya beliau adalah makhluk Allah paling sempurna dan indah. Maka pastilah keturunan beliau juga Makhluk paling sempurna pula, sebab darah beliau saw. yang mengalir pada para zuriahnya.
Syekh Nawawi Al-bantani berkata dalam Kitab Maraqi Al-ubudiyyah Syarh Bidayah Al-hidayah (Cairo : Mathba’ah Ma’ahid, 1926), h. 79:
« وأفاد بعضهم أن من إنتسب إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم وهو من أولاد الحسن أو الحسين وهو غير عالم يفوق على غيره ممن يساويه في الرتبة بستين درجة وأن العالم الذي لم ينتسب إليه صلى الله عليه وسلم يفوق على غير العالم ممن إنتسب إليه صلى الله عليه وسلم بستين درجة »
“Sebagian ulama menambahkan bahwa siapapun yang nasabnya bersambung dengan Rasulullah saw., yakni dari keturunan Hasan dan Husain, tetapi dia tidak alim, maka derajatnya lebih unggul 60 tingkat dibanding orang-orang awam. Namun, orang alim yang tidak sambung nasab dengan Rasulullah saw., derajatnya lebih unggul 60 tingkat dibanding keturunan nabi yang tidak alim.”
Allah Swt. berfirman :
إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا(الاحزاب: 33)
Artinya : Sesungguhnya Allah bermaksud menghilangkan dosa dari kamu, hai, Ahlul Bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya. (QS Al Ahzab 33).
Dalam tafsir Jalalain dijelaskan :
لَا أَسْأَلكُمْ عَلَيْهِ} عَلَى تَبْلِيغ الرِّسَالَة {أَجْرًا إلَّا الْمَوَدَّة فِي الْقُرْبَى} اسْتِثْنَاء مُنْقَطِع أَيْ لَكِنْ أَسْأَلكُمْ أَنْ تَوَدُّوا قَرَابَتِي الَّتِي هِيَ قَرَابَتكُمْ أَيْضًا فَإِنَّ لَهُ فِي كُلّ بَطْن مِنْ قُرَيْش قَرَابَة {وَمَنْ يَقْتَرِف} يَكْتَسِب {حَسَنَة} طَاعَة {نَزِدْ لَهُ فِيهَا حُسْنًا} بِتَضْعِيفِهَا {إنَّ اللَّه غَفُور}
لِلذُّنُوبِ {شَكُور} لِلْقَلِيلِ فَيُضَاعِفهُ
[المحلي، جلال الدين ,تفسير الجلالين ,page 642]
(Katakanlah, Aku tidak meminta kepada kalian atas seruanku ini) atas penyampaian risalah ini (sesuatu upah pun kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan) Istitsna di sini bersifat Munqathi'. Maksudnya, tetapi aku meminta kepada kalian hendaknya kalian mencintai kekerabatan denganku yang memang pada kenyataannya telah ada hubungan kerabat antara kalian dan aku. Karena sesungguhnya bagi Nabi saw. mempunyai hubungan kekerabatan dengan setiap puak yang berakar dari kabilah Quraisy.
(Dan siapa yang mengerjakan kebaikan) yakni ketaatan (akan Kami tambahkan baginya kebaikan pada kebaikannya itu) yaitu dengan melipat gandakan pahala kebaikannya. (Sesungguhnya Allah Maha Pengampun) terhadap dosa-dosa (lagi Maha Mensyukuri) bagi orang yang sedikit beramal kebaikan karenanya Dia melipatgandakan pahalanya."
(Tafsir Jalalain QS. Asy-Syura 42 : Ayat 23).
Masih banyak dalil ataupun pendapat ulama mengenai keutamaan Ahlul Bait.
Di Indonesia, habaib banyak sekali dan dari bermacam-macam marga, seperti Al-azmatkhan, Bin Yahya, Basyaiban, Syihab, Asssegaf, Alydrus, dan lain sebagainya.
Yang paling berjasa menyebarkan Islam di Bumi Nuswantoro (Nusantara) ini adalah Ahlul Bait dari marga Al-azmatkhan.
Indonesia yang memiliki penduduk mayoritas Islam sangatlah menghormati kedudukan habaib, di samping anjuran dalam islam. Habaib mempunyai kontribusi besar dalam penyebaran Islam di Nusantara, seperti Wali Songo. Maka, tidak ayal jika banyak para habib yang sengaja menutup-nutupi nasab mereka, tidak mengatakan tentang garis keturunan mereka yang sebenarnya agar anak-keturunan mereka tidak sombong dan terlena serta gila hormat.
Bahkan Al-habib Asy-syarif Abdullah bin Husain Al-haddad mengimbau agar dalam memberikan penghormatan dan kecintaan terhadap Ahlul Bait, umat Islam bersikap wajar dan tidak berlebihan. Sebagaimana ditegaskannya dalam kutipan berikut:
فعلى كافة المسلمين أن يعتقدوا حبّهم ومودتهم، وان يوقّروهم ويعظّموهم من غير غلوّ ولا إسراف.
Artinya : “Seluruh kaum muslimin hendaknya memastikan kecintaan dan kasih sayang mereka kepada Ahlul Bait, serta menghormati dan memuliakan mereka secara wajar dan tidak berlebih-lebihan.”
Mereka juga kerap mengingatkan agar tidak menjual tulang nenek moyangnya--dalam artian tidak mengandalkan kehormatan dan pembelaan orang tua.
Mereka katakan :
لَيْسَ الْفَتىَ مَنْ يَقُوْلُ كَانَ أَِبيْ، وَلـٰكِنَّ الْفَتىَ مَنْ يَقُوْلُ هٰـأَنَاذَا
"Bukanlah pemuda yang mengatakan inilah (prestasi) bapakku. Akan tetapi, pemuda adalah orang yang mengatakan inilah (pretasi) aku."
Rasulullah pun pernah memperingati putri beliau, Sayyidah Fathimah agar tidak mengandalkan pembelaan dari ayahnya di hadapan Allah Swt. :
يا فاطمة بنت ممدs لا أغني عنكِ من الله شيئا.
Artinya : “Hai Fathimah binti Muhammad, sungguh aku takkan cukup sebagai pembelamu di hadapan Allah.”
Hal ini supaya para keturunan mulia tersebut tidak semena-mena, sombong, congkak, dan mengandalkan segalanya kepada leluhur. Salah seorang dari Marga Al-azmatkhan berkata :
الجنة لمن اتقى ولو كان عبدا حبشيا والنار لمن عصى ولو كان هاشميا مطلبيا
"Surga teruntuk orang yang bertakwa meski dia adalah hamba sahaya habasyi (berkulit hitam) dan Neraka teruntuk orang yang membangkang, meskipun dia keturunan Hasyim, keturunan Abdul Mutholib."
Dikatakan juga bahwa biasanya habaib yang nakal--tidak mengikuti jejak para pendahulunya yang luhur--mereka tidak akan wafat sebelum bertaubat. Maksudnya, biasanya mereka akan kembali ke jalan yang lurus menjelang kepergiannya dari dunia fana.
![]() |
Atma-albatawi.blogspot.com |
والله اعلم بالصواب
0 Response to "Habaib"
Post a Comment