Aqiqoh Dengan Selain Kambing


Oleh: Nur Fuad



Di antara sunnah Nabi Muhammad Saw. Adalah melakukan aqiqoh bagi anak yang baru lahir, baik anak laki-laki maupun perempuan. Hal ini berdasarkan hadits:


الْغُلَامُ مُرْتَهَنٌ بِعَقِيقَتِهِ تُذْبَحُ عَنْهُ يَوْمَ السَّابِعِ. وَيُحْلَقُ رَأْسُهُ وَيُسَمَّى


"Status seorang anak adalah tergadai dengan hewan aqiqoh yang dis*mbelih untuknya pada hari ketujuh setelah kelahirannya, di mana saat dia dicukur dan diberi nama."



[البجيرمي، حاشية البجيرمي على الخطيب = تحفة الحبيب على شرح الخطيب، ٣٤١/٤]


Bulughul Marom:



قَالَ: «كُلُّ غُلَامٍ مُرْتَهَنٌ بِعَقِيقَتِهِ, تُذْبَحُ عَنْهُ يَوْمَ سَابِعِهِ, وَيُحْلَقُ, وَيُسَمَّى». رَوَاهُ الْخَمْسَةُ, وَصَحَّحَهُ التِّرْمِذِيُّ



"Beliau Saw. Bersabda: Setiap anak statusnya tergadai dengan (hewan) aqiqohnya yang dis*mbelih pada hari ketujuh dari kelahirannya, ( di mana dia) dicukur dan namai. " HR. Imam lima dan disohihkan oleh At-tirmidzi.


[ابن حجر العسقلاني، بلوغ المرام من أدلة الأحكام، صفحة ٤١٦]



Hasyiyah Al-bujairomi:

Alasan kenapa harus diaqiqohi adalah karena status seorang anak adalah seperti tergadai dan bayaran gadai tersebut adalah dengan beraqiqoh untuknya agar si anak kelak di hari kiamat bisa mensyafaati kedua orang tuanya, sebagaimana yang dikatakan:


إذَا لَمْ يُعَقَّ عَنْهُ لَمْ يَشْفَعْ لِوَالِدَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ.


"Ketika seorang anak tidak diaqiqohi, maka dia tidak akan mensyafaati kedua orang tuanya di hari kiamat kelak."



[البجيرمي، حاشية البجيرمي على الخطيب = تحفة الحبيب على شرح الخطيب، ٣٤١/٤]



Kata "aqiqoh" secara etimologi adalah nama rambut bayi saat kelahirannya, sedangkan secara terminologi adalah meny*mbelih hewan untuk bayi yang dilahirkan ketika mencukur rambut kepalanya untuk menamainya dengan suatu nama. 




Hewan yang dipersembahkan untuk aqiqoh adalah kambing, sebagaimana dalam hadits berikut:


وَعَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا; أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - أَمْرَهُمْ; أَنْ يُعَقَّ عَنِ الْغُلَامِ شَاتَانِ مُكَافِئَتَانِ, وَعَنِ الْجَارِيَةِ شَاةٌ. رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ وَصَحَّحَهُ. 


"Dari Siti A'isyah Ra. Bahwa Rosululloh Saw. Memerintahnya umat islam untuk mengaqiqohi anak Laki-lakinya dengan dua ekor kambing yang sudah pantas dan satu ekor kambing (yang sudah pantas) bagi anak Perempuan."


[ابن حجر العسقلاني، بلوغ المرام من أدلة الأحكام، صفحة ٤١٦]



Lalu, ada pertanyaan yang muncul dari kalangan masyarakat mengenai hukum aqiqoh dengan selain kambing, apakah sah atau tidak sah?




Aqiqoh dengan selain kambing hukumnya sah, meski tetap saja yang paling utama adalah dengan menggunakan kambing. Ibarotnya:


Kifayatul Akhyar:

وَالأَصَح أَن الْبَدنَة وَالْبَقَرَة أفضل من الْغنم وَقيل بل الْغنم أفضل أَعنِي شَاتين فِي الْغُلَام وشَاة فِي الْجَارِيَة لظَاهِر السّنة 



"Yang paling ashoh, bahwa unta dan sapi lebih utama daripada kambing dan dikatakan bahwa kambing lebih utama, yakni dua ekor kambing untuk satu anak laki-laki dan satu ekor kambing untuk satu anak perempuan. Alasannya dikarenakan sebab mengikuti dhohir (redaksi) hadits."



[تقي الدين الحصني ,كفاية الأخيار في حل غاية الاختصار ,page 535]



Al-majmu' Syarhul Muhadzzab:

وَلَوْ وُلِدَ لَهُ وَلَدَانِ فَذَبَحَ عَنْهُمَا شَاةً لَمْ تَحْصُلْ الْعَقِيقَةُ وَلَوْ ذَبَحَ بَقَرَةً أَوْ بَدَنَةً عَنْ سَبْعَةِ أَوْلَادٍ أَوْ اشْتَرَكَ فِيهَا جَمَاعَةٌ جَازَ سَوَاءٌ أَرَادُوا كُلُّهُمْ الْعَقِيقَةَ أَوْ أَرَادَ بَعْضُهُمْ الْعَقِيقَةَ وَبَعْضُهُمْ اللَّحْمَ كَمَا سَبَقَ فِي الْأُضْحِيَّةِ 



"Apabila seseorang dilahirkan dua anak lalu dia menyembelih satu ekor kambing untuk kedua anaknya, maka tidak dianggap hasil sebagai aqiqoh, dan apabila dia menyembelih satu ekor sapi atau unta untuk tujuh anak atau kumpulan orang yang bersikat dalam sapi/unta tersebut, baik mereka semua bermaksud menjadikannya sebagai aqiqoh atau sebagian orang bertujuan aqiqoh dan sebagian lagi bertujuan untuk daging saja (sekadar daging untuk dimakan tanpa ada niat aqiqoh), maka yang seperti itu hukumnya sah. Sebagaimana yang telah disebutkan dalam bab kurban."


[النووي، المجموع شرح المهذب، ٤٢٩/٨]



Bukan diperbolehkan hanya dengan sapi atau unta saja, bahkan dengan ayam sekali pun hukumnya juga sah, namun pendapat ini adalah dari madzhab Ibnu Abbas. Dan bagi orang yang benar-benar tidak mampu untuk membeli kambing, dia boleh menggunakan ayam untuk aqiqoh sebagai ganti dari kambing. 



Tausyeh Ibnu Qosim:


وعن ابن عباس يكفي اراقة الدام ولو من دجاج او أوز وكان الشيخ محمد الفضالي يأمر الفقير بتقليده ويقاس على الأضحية العقيقة فيجوز لمن لم يقدر على ثمن الشاة ان يعق ولده بالديكة على مذهب ابن عباس كما قاله الشيخ محمد الفضالي اهـ .



"Dari Ibnu Abbas Ra. Dicukupkan mengalirkan darah (menyembelih) meski berupa ayam atau bebek. Adapun Syaikh Muhammad Al-fadloli memerintahkan orang-orang faqir untuk bertaqlid kepada beliau ( ibnu Abbas ) dan aqiqoh di-qiyaskan/analogikan dengan kurban. Maka boleg bagi orang yang tidak mampu membeli kambing untuk mengaqiqohkan anaknya dengan ayam jantan menurut madzhab ibnu Abbas, sebagaimana yang dikatakan oleg Syaikh Muhammad Al-fadloli."



(التوشيخ لابن قاسم صح ٢٦٩)



والله أعلم بالصواب

0 Response to "Aqiqoh Dengan Selain Kambing"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel