Sepenggal Kisah Tentang Kewalian Mbah Syaeban.

Hidangan Dari Langit 








Kisah ini saya dengar langsung dari Ustadz Zainal Abidin bin Syaiban atau saya biasa menyapa beliau 'Pak Zaenal' saja. Beliau adalah putra ketiga Mbah Syaiban.


Pak Zenal mengatakan bahwa beliau pernah mengalami kejadian aneh yang dan tidak masuk di akal sehat manusia, pasalnya memang hal-hal yang tidak mampu dilakukan oleh orang biasa pada umumnya, sangat tidak logis. Namun, tidaklah mustahil bisa dilakukan oleh seorang Wali Allah yang mempunyai karomah dan derajat tinggi.



Bermula pada suatu hari beliau Pak Zenal dan temannya diajak oleh Mbah Syaiban pergi bersilaturohmi ke beberapa sahabatnya di Cirebon.


Sebagai seorang anak yang baik, Pak Zenal tentu tidak menolak ajakan ayahandanya tersebut untuk pergi menemaninya, lantas mereka berangkat tanpa membawa bekal makanan yang cukup.


Pada waktu itu kendaraan angkutan umum memang belum mudah untuk dijumpai seperti sekarang ini, di samping juga uang yang mereka bawa tidaklah cukup untuk membayar ongkos kendaraan. Maka, terpaksa perjalanan ditempuh dengan hanya berjalan kaki saja.


"Waktu itu perjalanan ditempuh dengan berjalan kaki, menelusuri hutan belantara yang sepertinya belum pernah dijamah oleh manusia"
Tutur Pak Zenal kepada saya suatu hari.


Bersama ayah dan teman karibnya, Pak Zenal berjalan menembus hutan yang sama sekali belum pernah beliau lewati sebelumnya.


Sangat luar biasa lelahnya, safari antar Provinsi ditempuh hanya dengan berjalan kaki. Namun, bagi Pak Zenal dan temannya, seakan-akan lelah itu tidak terasa, mungkin karena mereka bersama dengan Mbah Syaiban yang mayshur akan kewaliannya itu.


Matahari telah terbenam, dan hari pun mulai gelap, sementara mereka masih dalam perjalanan berada di tengah hutan belantara.

Pak Zenal bingung sekaligus takut bilamana hal yang tak diinginkan terjadi, semisal bertemu dengan binatang buas, seperti harimau, ular, Dsb.

Sangat aneh, di tengah kebingungan dan ketakutannya itu, tiba-tiba di depan mereka telah berdiri sebuah mushola yang tak tau dari mana asalnya dan siapa yang membangunnya.


"Ayooo! Kita mampir dulu di musholla itu untuk salat berjamaah!"
ajak Mbah Syaiban kepada putra dan anak tetangganya itu.

Akhirnya mereka pun masuk ke musholla untuk istirahat sekaligus menunaikan salat.


Belum hilang keanehan yang pertama muncul keanehan lainnya. Ya, didapatinya
mushola itu bersih bak ada yang merawatnya setiap hari, lengkap dengan kamar mandi dan tempat wudlunya juga, sekaligus penerangan di setiap sudut ruangan. Padahal jika dilihat di sekeliling mushola itu tidak ada rumah satu pun dan tidak pula ada orang sama sekali.


Aneh memang?


Karena tidak membawa bekal makanan dan tidak menemukan suatu apapun yang layak untuk dimakan. Terpaksa seharian mereka tidak makan sama sekali dan harus menahan lapar.


Pak Zenal yang sudah sedari tadi merasa lapar saat masih di perjalanan, terkadang terselip dalam hati sebuah keluhan

 "Abah ini gimana si? sudah tau dari tadi blum makan, kenapa tidak mencari warung atau semacamnya agar saya dan teman saya ini tidak kelaparan " Gerutunya.Tapi, keluhan itu tidak berani beliau utarakan langsung ke ayahandanya, hanya cukup dibatin dalam hati saja.


Setelah mengambil air wudlu mereka pun salat berjamah, tentu sambil menahan rasa lapar. Tak aneh jikalau perut mereka terus berbunyi.


Lagi-lagi Pak Zenal dan temannya kembali menemui hal yang sangat aneh dan tak masuk akal.

Seusai salat pak Zenal dan temannya kaget dan takjub. Tak disangka di belakang mereka sudah tersedia menu makanan lengkap, dari mulai nasi dengan pelbagai macam lauk pauknya seperti ayam goreng, tempe, sambel dll. Sekaligus dengan hidangan penutupnya pula berupa aneka buah-buahan, ada pisang, jeruk, semangka Dsb. Tak ketinggalan juga ada air minum sebagai penghilang dahaga.


Semua hidangan lengkap nan lezat itu membuat Pak Zenal dan temannya yang seharian menahan lapar menelan ludah.

"Perasaan dari tadi sebelum kami sholat, saya tidak melihat satu orang pun di sekitar sini dan saat di tengah-tengah salat juga tidak terdengaran suara berisik orang yang menyiapkan sajian menu makan malam yang lengkap ini? Bahkan tidak terdengar suara piring, sendok dan gelas yang beradu. Subhanalloh... Mungkinkah ini salah satu karomahnya Abah? Mendatangkan makanan dari langit yang Allah berikan langsung untuk kami?" Gumam Pak Zenal dalam hati penuh penasaran.


Tak lama kemudian Mbah Syaibah menyuruh mereka untuk makan.

"Ayoo! dimakan makanannya, enak lho! Rizki dari Allah langsung"

Tanpa pikir panjang lagi, Pak Zenal dan temannya langsung menyantap hidangan makan malam sekaligus makan siangnya itu yang entah datang dari mana dan dibawa oleh siapa? Wallahu a'lam hanya Allah yang tahu.


Satu persatu makanan yang tak diketahui asal usulnya itu mereka makan, sampai mereka kenyang dan puas. Sehingga mendapatkan tenaga lagi untuk melanjutkan perjalanan.


Itulah satu kisah mengenai Karomah yang dimiliki oleh Mbah Syaiban Kendal.

Tak ada yang tak mungkin dan mustahil bila Allah telah berkehendak.
Seorang wali adalah kekasih Allah, doanya pasti dikabulkan bahkan sebelum dia meminta pun Allah sudah memberinya..


ﻭﺍﻟﻠﻪ ﺃﻋﻠﻢ ﺑﺎﻟﺼﻮﺍﺏ





0 Response to "Sepenggal Kisah Tentang Kewalian Mbah Syaeban."

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel