Najis Serangga Dan Darah

 Najis Yang Dimaafkan Dan Tidak Dimaafkan.



Oleh: Nur Fuad As-syaiban.



Najis adalah perkara menjijikkan yang dapat mencegah sahnya sholat(atau yang lainnya, seperti khutbah jum'at).


Najis tersebut bermacam-macam jenis dan levelnya, ada yang level berat: Mugholadloh, level sedang: Mutawasithoh, dan level ringan: Mukhofafah.



Yang paling banyak kita jumpai dalam sehari-hari adalah najis level sedang, yakni najis mutawasithoh. Najis mutawasitoh sendiri ada yang dihukumi tidak dimaafkan(ghoiru ma'fu' anhu) dan ada yang dimaafkan(ma'fu' anhu). Ada yang dimaafkan pada satu hal dan tidak dimaafkan dalam satu hal lain atau sebaliknya.



Uraiannya sebagai berikut:




Yang pertama adalah najis yang dimaafkan dalam sholat. Tapi, tidak dimaafkan dalam air, yaitu najisnya darah dan nanah yang sedikit.



Imam Muhammad bin Qosim Al-ghazi berkata dalam kitabnya :



(ولا يعفى عن شيء من النجاسات إلا اليسير من الدم والقيح)؛ فيعفى عنهما في ثوب أو بدن، وتصح الصلاة معهما، 

[محمد بن قاسم الغزي ,فتح القريب المجيب في شرح ألفاظ التقريب = القول المختار في شرح غاية الاختصار ,page 57]






"Najis darah dan nanah tidaklah di-ma'fu'. Kecuali, sedikit. Maka, darah dan nanah yang sedikit dihukumi najis. Tapi, dima'fu'(dimaafkan) sah sholatnya orang yang membawa keduanya itu"


Beliau juga berkata dalam fashl yang lainya:


) القسم الرابع (ماء نجس) أي متنجس، وهو قسمان:أحدهما (وهو الذي حلَّت فيه نجاسةٌ) تغير أم لا، (وهو) أي والحال أنه ماء (دون القلتين).





"Macam air yang keempat adalah air najis, yakni air yang terkena najis, ada dua macam salah satunya adalah air yang kejatuhan najis baik berubah ataupun tidak sedangkan posisi airnya kurang dari dua qullah"(Fathul Qorib, Babul Miyah.)


[محمد بن قاسم الغزي ,فتح القريب المجيب في شرح ألفاظ التقريب = القول المختار في شرح غاية الاختصار]




Yang kedua adalah najis yang di-ma'fu dalam air. Tapi, tidak di-ma'fu dalam sholat. Yaitu  bangkai hewan yang tidak punyai darah yang mengalir di dalamnya, seperti: semut, kutu, nyamuk, lalat Dsb.



Pengarang kitab "Fathul Qorib" mengatakan:



ويستثنى من هذا القسم الميتة التي لا دمَ لها سائل عند قتلها أو شقّ عضو منها كالذُباب، إن لم تطرح فيه ولم تغيره؛ وكذا النجاسة التي لا يدركها الطرفُ؛ فكل منهما لا ينجس الماء. ويستثنى أيضا صور مذكورات في المبسوطات.




"Terkecuali (dalam bagian air mutanajis ini) bangkai yang tak punyai darah mengalir ketika mati atau bagian anggotanya terputus, seperti lalat jika tidak dijatuhkan(secara sengaja) dan tidak membuat air (yang sedikit) menjadi berubah. Begitu juga najis yang tidak bisa dideteksi oleh mata(buih najis yang tak kasap mata)keduanya tidak bisa membuat air (atau sesuatu yang cair: sirup, tinta,) menjadi najis, begitu pula contoh-contoh yang tercantum dalam kitab-kitab yang besar.


 

[محمد بن قاسم الغزي ,فتح القريب المجيب في شرح ألفاظ التقريب = القول المختار في شرح غاية الاختصار ,page 27]



Dalam fashl lain dijelaskan;


(و) إلاَّ (ما) شيء (لا نفس له سائلة) كذُباب ونمل (إذا وقع في الإناء ومات فيه، فإنه لا ينجسه).




"Kecuali hewan yang tidak punyai darah yang mengalir seperi lalat dan semut ketika jatuh dalam wadah dan mati. Maka, tidaklah membuatnya najis.(tidak sah sholatnya jika membawa itu)"



Syaikh Nawawi At-tanari, Al-bantani berkata dalam kitab karyanya:



وما لو قتل نحو قملة وان أصابه قليل من دمها حيث لم يحمل أو يمس جلدها وهي ميتة قاله الشرقاوي وقال أحمد بن عماد الدين في منظومة من بحر البسيط:



"Dan (tidak membatalkan sholat)sesuatu yang mati seperti halnya qomal(kutu) jika darahnya mengenai orang sholat sekiranya tidak membawa atau menyentuh kulitnya. Bangkai sejenis kutu tersebut dihukumi bangkai(najis yang tidak di-ma'fu' dalam sholat)

Imam Ahmad bin Imaduddin berkata dalam bentuk gubahan nadzom bahar basithnya:



ودم قمل كذا البرغوث منه عفوا🤓 عن القليل ولم يسمح بلدتهم


فإنها نجست بالموت ما عذروا🤓 من حملها ناسكا صلى بصحبته



"Adapun darah kutu seperti halnya darah nyamuk, yakni di-ma'fu'(jika berupa darah yang sedikit), sedangkan tiada toleran pada kulitnya(Bangkainya Najis).


Karena bangkai nyamuk(dan kutu) dihukumi najis dengan sebab mati. Ulama tidak me-ma'fu'kan orang yang sholat dengan berbarengan(membawa) najis.



Beliau(Syaikh Nawawi) melanjutkan:.



قوله بصحبته أي بمصاحبة الجلد حال صلاته فلا تصح لأنها نجاسة غير معفو عنها لعدم المشقة في التحرز عنها. هكذا قال شهاب الدين الرملي في الشرح عليها.



"Perkataan (بصحته).

Yakni, membawa kulit bangkai nyamuk ketika sedang sholat. Maka, sholat itu tidak sah, dikarenakan kulit nyamuk  itu najis yang tidak di-ma'fu' lantaran tidak adanya kesukaran dalam menjaga(kesucian) darinya. 


Ketidak sah-an ini dikatakan oleh Imam Syihabuddin Arromli dalam syarah (yang menguraikan) nadzom tadi.


[Kasyifatus saja, Hal. 79]



Sumber gambar:perawatmotifasi.wordpress.com



Kesimpulannya adalah:

-Darah atau nanah yang sedikit tidak dihukumi najis dalam sholat. Tapi, dihukumi najis pada air yang kurang dari dua qullah dan menyebabkan air itu mutanajis baik airnya berubah ataupun tidak.



-Bangkai sejenis serangga tidak dihukumi najis dalam air(najis ma'fu) jika tidak sengaja dijatuhkan ke dalamnya dan tidak merubah keadaan air. Tapi, dihukumi najis dalam sholat.




والله أعلم بالصواب

0 Response to "Najis Serangga Dan Darah"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel