Isim Yang Menghianati Keisiman
Kalimat Penghianat.
Oleh: Nur Fuad As-syaiban.
Dalam beberapa hal kadang terdapat suatu larangan yang jika larangan itu dilanggar. Maka, orang yang melanggarnya akan dianggap sebagai penghianat.
Begitu pula dalam dunia ilmu nahwu, ada kalimat yang melanggar peraturan dan dia dianggap sebagai penghianat, tidak lain dan tidak bukan, dia adalah isim ghoiru munshorif.
Isim Ghoiru Munshorif adalah kalimat isim yang tidak menerima adanya tanwin bersamanya.
*lho, kok bisa? Bukan kah tanda isim adalah tanwin?
*Ya bisa lah! Apa sih di dunia ini yang enggak bisa, mencintai mantan aja bisa kok😂😂.
Sebab isim ghoiru Munshorif adalah kalimat isim yang menyerupai kalimat fiil, yang mana kalimat fiil adalah musuh bebuyutan tanwin. Mereka berdua enggak pernah akur memang!(kaya aku sama kamu, iya kamu, kamunya aku, yang setiap hari berantem tapi rinduuuh😂)
Dikarenakan isim ghoiru munshorif menyerupai kalimat fiil. Maka, dia dianggap sebagai penghiat klan isim (seperti Itachi Uchiha yang menghianati Klannya sendiri, yaitu,"Uchiha"😂)dan dia harus menerima konsekuensi atas penghiatanya itu dengan diboikotnya tanwin dan alamat kasroh pada i'rob khofadl.(secara gitu! Isim sangat sayang dengan tanwin sedangkan fiil sangat benci dengan tanwin)
Hal ini juga terjadi pada kalimat yang lainnya, seperti kalimat fiil mudlori' yang menyerupai isim dan harus menerima hukuman dengan menjadi murob, padahal fiil hukum asalnya adalah mabni.
Juga kalimat isim yang menyerupai kalimat huruf, isim tersebut kemudian menjadi mabni, karena hukum asal kalimat yang diserupainya adalah mabni. Padahal hukum asal isim adalah Mu'rob.
*Waduuuh harus hati-hati jika ingin meniru siapapun, bisa divonis jelek nanti. Sebagaimana sabda Nabi Saw.:
من تشبه بقوم فهو منه
"Barang siapa yang menyerupai (keburukan) suatu kaum. Maka, dia termasuk dari golongan kaum itu."
Isim Ghoiru Munshirif bakalan diterima lagi oleh klan Isim jika dia mau bertaubat (cieee bakalan CLBK dan balikan lagi, kaya si Anu dan si Una😂)cara bertaubatnya dengan dua cara yaitu:
1. Dimasuki AL atau alif lam/أل (karena AL adalah salah satu ciri khusus isim dan esensi keisiman isim ghoiru munshorif akan bertambah kuat)
Contoh:
دخلت في المساجد
(Dakholtu fil masajidi)
2. Dimudlofkan(karena kalimat yang mudlof sudah pasti isim sehingga esensi keisimannya menjadi kuat kembali) contoh:
شهر رمضان هذه السنة
(Syahri romadloni hadzihis sanati.)
Jika isim ghoiru munshorif bertuabat dengan salah satu cara di atas. Maka, dia akan diterima taubatnya dengan diperkenankan memakai ciri khas isim pada irob khofad, yaitu: kasroh. Contohnya seperti di atas.
Hal ini sebagaimana yang dikatakan Imam Syarofuddin Yahya Al-amrithi pada bait ke-54:
كذاك تأنيث بما عد الالف
فأن يضف او يأتى بعد ال صرف
"Demikian juga ta’nis tanpa alif apabila isim ghoiru munshorif di mudhofkan atau kemasukan ال maka kembali menjadi munshorhif ".
Imam Ibnu Malik juga mengatakan dalam nadzom alfiyahnya bait ke-43 :
وجر بالفتحة ما لاينصرف
مالم يضف أويك بعد ال ردف
"Dan isim ghoiru munshorif dijerkan dengan alamat fathah, selagi tidak dimudlofkan atau kemasukan ال bila demikian maka menjadi munshorif lagi."
Penyerupaan isim ghoiru munshorif pada kalimat fiil yaitu. Serupa dalam segi lafadz dan makna atau satu illat tapi mempati dua ilat.
Gimana sih illat fiil itu? Illat fariyah fiil yaitu:
1. Kembali pada lafadz: musytaqnya fiil dari mashdar
2. Butuhnya fiil pada fail.
Adapun illat isim ghoiru munshorif yaitu.
Punyai Dua Ilat Far'iyah, Yang Satu Kembali Pada Dan Yang Satunya Lagi Kembali Pada Makna, yaitu:
1. Wazan fiil(ilat yang kembali pada lafadz) dan alamiyah (ilat yang kembali pada makna) contoh:
أحمد، يزيد.
2. Udul (ilat yang kembali pada lafadz) dan alamiyah( ilat yang kembali pada makna) contoh:
عامر👈عمر
زافر👈زفر
3. Udul( ilat yang kembali pada lafadz) dan Washfiyah(ilat yang kembali pada makna) contoh:
إثنين👈مثنى
واحد👈موحد
4. Taknis(ilat yang kembali pada lafadz) dan Alamiyah(ilat yang kembali pada makna) contoh:
فاطمة
Atau taknis maknawi, contoh:
زينب، هند.
5. Tarkib mazji(ilat yang kembali pada lafadz) dan alamiyah(ilat yang kembali pada makna). Contoh:
بعلبك،حضر موت.
6. Ziyadah alif dan nun(ilat yang kembali pada lafadz) dan alamiyah(ilat yang kembali pada makna) contoh:
عثمان، رمضان، عمران
7. Ajam(ilat yang kembali pada lafadz) dan alamiyah(ilat yang kembali pada makna). Contoh:
اسماعيل، جبرائيل، إبراهيم.
Satu Ilat Yang Menempati Dua Ilat:
8. Shighot muntahal jumuk(satu illat yang menempati dua illat) contoh:
مساجد، مواضع.
9. Alif mamdudah atau qoshiroh, contoh:
أشياء، صخراء، حبلى،ذكرى.
Kesemuanya itu adalah isim-isim ghoiru munshorif.
Kurang lebih seperti itulah isim ghoiru munshorif.
Sampai sini doang pemahaman saya. Maaf jika banyak yang salah.
والله أعلم بالصواب
0 Response to "Isim Yang Menghianati Keisiman"
Post a Comment