Rizki Sudah Ada Yang Mengaturnya

 REJEKI WIS ONO SING NGATUR.


Oleh Nur Fuad As-syaiban

Sang Maha Pencipta tidaklah menciptakan satu Makhluk pun. Kecuali bertanggug jawab memeliharanya. Allahlah yang mencukupi rizqi Makhluk-makhlukNya tanpa terkecuali. Apalagi kita, Manusia yang difasilitasi akal.


Imam Jalaluddin Al-mahalli menafsiri firman Allah dalam Qs. Albaqoroh sebagai berikut:


{وَمَا مِنْ} زَائِدَة {دَابَّة فِي الْأَرْض} هِيَ مَا دَبَّ عَلَيْهَا {إلَّا عَلَى اللَّه رِزْقهَا} تَكَفَّلَ بِهِ فَضْلًا مِنْهُ تَعَالَى {وَيَعْلَم مُسْتَقَرّهَا} مَسْكَنهَا فِي الدُّنْيَا أَوْ الصُّلْب {وَمُسْتَوْدَعهَا} بَعْد الْمَوْت أَوْ فِي الرَّحِم {كُلّ} مِمَّا ذُكِرَ {فِي كِتَاب مُبِين} بَيِّن هُوَ اللَّوْح الْمَحْفُوظ


[المحلي، جلال الدين، تفسير الجلالين، صفحة ٢٨٤]


"(Dan tidak ada) huruf 'min' dalam konteks ini adalah min za'idah/tambahan ( Dabbah di Bumi) Dabbah yaitu, hewan yang melata di atas bumi (melainkan Allah yang memberinya rezeki) Dialah yang menanggung rezekinya sebagai karunia daripada-Nya (dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu) tempat hidupnya di dunia atau pada tulang sulbi (dan tempat penyimpanannya) sesudah mati atau di dalam rahim. (Semuanya) yang telah disebutkan itu (tertulis dalam kitab yang nyata) kitab yang jelas, yaitu Lohmahfuz."

(Almahalli Jalaluddin,

 Tafsir Jalalain, Hal. 284)


Pada tafsir ayat yang lain dijelaskan bahwa Manusia juga disebut 'Dabbah'.


فِيهِمَا مِنْ دَابَّة} هِيَ مَا يَدِبّ عَلَى الْأَرْض مِنْ النَّاس وَغَيْره

[المحلي، جلال الدين، تفسير الجلالين، صفحة ٦٤٣]


" (Dalam Langit dan Bumi, yaitu Dabbah) 'Dabbah' adalah makhlum yang menempati Bumi, yaitu Manusia dan hewan."


Pada hakikatnya rezqi tidak hanya berupa materi, makanan atau sejenisnya saja. Namun, meliputi semua anugrah yang Allah Swt. karuniakan untuk kita, seperti kesehatan, ketenangan hati, ilmu, berbuat kebaikan, jodoh yang baik, selamat dari marabahaya, musibah, bahkan keharmonisan suatu hubungan juga termasuk rizqi.


Memanglah rizqi sudah ada yang mengatur dan kita tak perlu khawatir apalagi resah sampai setres (seperti saya ini). Yang terpenting tugas kita sebagai penikmat rizqi Tuhan adalah ikhtiar semampunya. Imam Ibnu Athoillah mengatakan:


ارح نفسك من التدبير فماقام غيرك عنك لاتقم به لنفسك.


"Tenangkan hatimu dari mengurusi hidupmu, karena yang telah Tuhan gariskan untukmu tak usah kau ikut campur menanganinya."


Allah Maha Kaya. Seluruh MakhlukNya yang ada di Langit dan di Bumi dari dulu sampai sekarang, semuanya terpenuhi rizqinya dan Allah tidak kehabisan stok rizqi. 


Tentunya warga Nahdliyin sebagai penganut teologi Aswaja tidak semata-mata menyandarkan semua kepada Tuhan. Kita pun punya andil kekuatan dalam kehidupan ini. Sebagaimana firmanNya:


إن الله لا يغير ما بقوم حتى يغير بأنفسهم


" Sungguh Allah tidak akan mengubah nasib suatu Kaum sehingga mereka mengubahnya sendiri."


Manusia hanya diperintahkan untuk berusaha, sedangkan hasilnya adalah Tuhan yang menentukan.


" Apa yang sudah menjadi rizki kita. Maka, akan sampai pada kita. Jika, tidak sampai pada kita.Berarti bukan rizki kita."


www.facebook.com


والله أعلم بالصواب.

0 Response to "Rizki Sudah Ada Yang Mengaturnya"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel