Hukum Memberikan Zakat Pada Guru Ngaji

 Sa'il: Hamba Allah.


Diskripsi Mas'alah;

Zakat adalah harta tertentu yang dikeluar dengan tertentu kepada golongan tertentu. Kasus yang sudah lumrah terjadi dalam beberapa daerah yaitu banyak warga yang mengeluarkan zakat kepada guru ngaji, ustadz, maupun kiai padahal orang-orang tersebut bukan termasuk orang fakir ataupun miskin. 


Pertanyaan: bolehkah/sah kah membayar zakat kepada guru ngaji, ust. Atau Kiai?



Jawaban: boleh menurut madzhab Malikiyah dengan mengatasnamakan sabilillah, sebab orang-orang semacam Kiai dan guru ngaji jasanya tak kalah besar dengan mujahid.


Sumbergambar:pecihitam.org


Referensi;

فَقَدْ أَجَابَ سَيِّدِي مُحَمَّدٌ الصَّالِحُ بْنُ سُلَيْمٍ الْأَوْجَلِيُّ حِينَ سُئِلَ عَنْ إعْطَاءِ الزَّكَاةِ لِلْعَالِمِ الْغَنِيِّ وَالْقَاضِي وَالْمُدَرِّسِ وَمَنْ فِي مَعْنَاهُمْ مِمَّنْ نَفْعُهُ عَامٌّ لِلْمُسْلِمِينَ بِمَا نَصُّهُ: الْحَمْدُ لِلَّهِ يَجُوزُ إعْطَاءُ الزَّكَاةِ لِلْقَارِئِ وَالْعَالِمِ وَالْمُعَلِّمِ وَمَنْ فِيهِ مَنْفَعَةٌ لِلْمُسْلِمِينَ وَلَوْ كَانُوا أَغْنِيَاءَ لِعُمُومِ نَفْعِهِمْ وَلِبَقَاءِ الدَّيْنِ كَمَا نَصَّ عَلَى جَوَازِهَا ابْنُ رُشْدٍ وَاللَّخْمِيُّ وَقَدْ عَدَّهُمْ اللَّهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى فِي الْأَصْنَافِ الثَّمَانِيَةِ الَّتِي تُعْطَى لَهُمْ الزَّكَاةُ حَيْثُ قَالَ {وَفِي سَبِيلِ اللَّهِ} [التوبة: 60] يَعْنِي: الْمُجَاهِدَ لِإِعْلَاءِ كَلِمَةِ اللَّهِ، وَإِنَّمَا ذَلِكَ لِعُمُومِ نَفْعِهِمْ لِلْمُسْلِمِينَ فَيُعْطَى الْمُجَاهِدُ وَلَوْ كَانَ غَنِيًّا كَمَا ذَكَرْنَاهُ فِي عُمُومِ النَّفْعِ، وَفِي هَذَا الْمَعْنَى الْعَالِمُ وَالْقَارِئُ وَالْمُعَلِّمُ وَالْمُؤَذِّنُونَ؛ لِأَنَّ فِي ذَلِكَ بَقَاءَ الْإِسْلَامِ وَشُهْرَتَهُ وَتَعْظِيمَهُ وَإِرَاحَةَ الْقُلُوبِ عَلَيْهِ فَيَنْخَرِطُ ذَلِكَ فِي سِلْكِ قَوْله تَعَالَى {وَفِي سَبِيلِ اللَّهِ} [التوبة: 60] قَالَهُ مُحَمَّدٌ الصَّالِحُ بْنُ سُلَيْمٍ الْأَوْجَلِيُّ وَقَالَ اللَّخْمِيُّ: الْعُلَمَاءُ أَوْلَى بِالزَّكَاةِ وَلَوْ كَانُوا أَغْنِيَاءَ ذَكَرَهُ الشَّيْخُ مُحَمَّدٌ الْفَاسِيُّ فِي حَاشِيَتِهِ عَلَى الْمُخْتَصَرِ قَالَ شَيْخُنَا السَّيِّدُ مُحَمَّدٌ: هَذَا كُلُّهُ مَا لَمْ يَكُنْ لَهُمْ رَاتِبٌ فِي بَيْتِ الْمَالِ.

وَفِي أَسْئِلَةِ مُحَمَّدِ بْنِ سَلَّامٍ لِمُحَمَّدِ بْنِ سَحْنُونَ أَنَّ الزَّكَاةَ تَجُوزُ لِلْعُلَمَاءِ الْفُقَرَاءِ وَهِيَ رِوَايَةُ ابْنِ وَهْبٍ عَنْ مَالِكٍ اهـ. أَيْ: فَقَيَّدَ بِالْفُقَرَاءِ وَرَجَّحَهُ بَعْضُ شُيُوخِنَا فَانْظُرْهُ



"Sayidi Syaikh Muhammad Solih bin Sulain Al-aujaliy menjawab ketika ditanya mengenai pemberian zakat kepada orang alim  yang kaya, qodli, pengajar dan orang semacam mereka yang memberi manfaat umum terhadap orang muslimin . Teks jawabannya; Alhamdulillah diperbolehkan memberikan zakat kepada qoro', orang alim, pengajar (kiai ustadz.) Dan orang yang punyai jasa bermanfaat bagi umat islam, meskipun mereka adah orang kaya, sebab karena menyeluruhnya kemanfaatan mereka dan tetapnya agama Islam(karena mereka), sebagaimana nash(catatan) Imam Ibnu Rusydi dan Al-lakhmiy mengenai kebolehan hal tsb. Allah Swt. telah menghitung mereka  termasuk ke dalam 8 golongan yang diberi zakat :


وفي سبيل الله

(Attaubah ayat 60)



Yakni para pejuang penegak kalimat Allah. Para pejuang ini termasuk dalam kategori 8 golongan karena kemanfaatan mereka yang menyeluruh terhadap kaum muslimin, maka, mereka diberi zakat meskipun mereka orang kaya. Sebagaimana yang telah kami sebutkan: mengenai kemanfaatan yang umum, maksusnya adalah orang alim, qori', pengajar, dan para muadzzin, karena dalam (jasa yang mereka torehkan) terdapat tetapnya islam, kemasyhuran, dan pengagungan islam serta  dapat mengistirahatkan(meringankan, menyenangkan) hati mereka(Kiai, usta, Qori' dll.) Maka, beliau menggabungkan mereka termasuk kedalam jalur firman Allah:

وفي سبيل الله

Muhammad Sholih bin Sulaim Al-ujaliy mengatakan ini, dan Imam Al-lakhmu berkata; Ulama lebih utama diberi zakat meskipun mereka orang kaya. Syaikh Muhammad  Al-farisi dalam Hasyiyahnya alal mukhtashor menyebutkan, bahwa Syaikhuna Assayid Muhammad berkata; semua ini selama mereka(Ulama, Kiai Ustdz dsb.) Tidak mendapat gaji dari baitul mall.

Dalam as'ilah Muhammad bin Salam kepada Muhammad bin Sukhuu, bahwa zakat boleh diberikan kepada Ulama, orang fakir, adalah riwayat ibnu wahb dari Malik. "




[محمد بن عبد الله الخرشي، شرح مختصر خليل للخرشي، ٢١٦/٢]

0 Response to "Hukum Memberikan Zakat Pada Guru Ngaji"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel